Persoalan Tarekat Politik
1.
Jelaskan ajaran tarekat yang relevan diterapkan dalam bidang politik?
2.
Bagaimana pendapat saudara
terkait dengan keberhasilan tarekat andil dalam memberikan dukungan terhadap
kandidat tertentu dalam pilkada, apa keuntungan yang diperoleh tarekat ?
3.
Bagaimana pendapat saudara
terkait dengan kekalahan mursyid tarekat dalam pemilu legislatif, apa kerugian
yang menimpa tarekat ?
4.
Mengapa tarekat lebih banyak
terlibat dalam pemilu, daripada terlibat dalam mempengaruhi pembentukan
kebijakan publik, mana yang lebih
efektif dalam membangun tatanan masyarakat yang lebih baik?
5.
Berdasarkan soal no1, 2, 3,
Bagaimana posisi dan peran ideal tarekat
ketika berhungan dengan politik?
Responsif
1.
Ajaran yang dikatakan relevan
sebenarnya tidak berasal dari amaliah yang diwasiatkan dari mursydnya,
melainkan ajaran yang memiliki relasi antara guru dan murid saling kausalitas
dalam penerapan kearifan local cultural tarekat dalam berpolitik. Sehingga,
otomatis relevan akan muncul jika kesadaran manusia menguasai dua dunia (alam
politik dan alam religious tarekat).
2.
Sebenarnya dari seluruh hal
baik internal maupun eksternal, tidak ada yang lebih menguntungkan ketimbang
pendekatan diri kepada Allah sedekat mungkin. Namun, karena banyak factor
yangmenambahi kebutuhan zaman dan mendorong khasanah politik bertarekat, tujuan
para parpol pun juga beralih 90 derajat ke arah misi yang mengembangkan dunia
poltik dengan sisi religious, maka dari itu tidak heran hal ang dianggap dan
dipandang sebagai sosok emas di dunia politik adalah ketika politik sukses
disadarkan oleh tarekat. Sedangkan dalam redaksinya mayoritas orang yang
berpolitik mulai muncul pelarian ke organisasi religious ini (katakanlah
tarekat) sebab orang yang bertarekat sejatinya enah akan dunia politik.
3.
Kekalahan pada sang mursyd
dalam dunia pemilu merupakan berita besar yang pro kontra akan pengembangan dan
syiar islam. Sebab ketika mursyd tersebt kalah dengan lawannya, yang ditakutkan
malah semakin tertutupnya akses syiar agama pada masyarakat heterogen. Sedang keuntungan
yang diambil dapat dapat terindikasi bahwaa dari sinilah pemurnia tarekat
dimulai di abad modern.
4.
Yang lebih efektif sebenarnya
munculkeika kedua substansi pemerintah ini selaras kontras. Sebab dalam
membangun tatanan masyarakat membutuhkan setidaknya modal pemahaman yang lebih
dipercaya dalam membangun masyarakat. Sebagai Negara demokratsi . tidak semena
mena menerapkan kebijakan public yang kontra dengan pribumingya layaknya air
dengan minyak dalam satu wajan. Bagaimana semestinya hal tsb dapat
diselaraskan? Jalan satu-satumnya hanya dengan menerapkan jobdisk sesuai dengan
subtstansi masing masing hierarki pemerintahan.
5.
Posisi tarekat dalam sistim
perpolitikan sebenarnya berperan hanya sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah
agar tidak terlalu radikal, sebab kaidah syariat maupun religious yang
lainterkadang juga perlu untuk membentuk kebijakan yang berakhal budi pekerti.
Peran idealnya ketika masyarakat heterogen berbalik arah kepada pemerintahan
yang “rahmatan lil alamin” malah member sisi apatis teerhadap dunia, bukan
berarti dunia disini tidak perlu,,, namun dalam redaksinya memang dunia inilah
propokatif yang sangat berperan mengubah akhlak manusia, sebab itulah posisi
tarekat sebagai penengah sekaligus penjmbatani antara dunia dengan agamadalaam
membentuk moral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar