Breaking

Selasa, 31 Juli 2018

Pengertian Irfan (gnostik)


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Irfan (gnostik)
Irfan disini menurut Muthahari bahwasannya “Irfan” tersebut dalam tasawuf dibagi menjadi 2, yang mana Irfan tersebut meliputi aspek praktis dan teoritis. Pada aspek praktis sendiri, Irfan merupakan hubungan yang terjalin antara manusia dengan alam serta hubungan manusia dengan Tuhan. Pada intinya pada Irfan tersebut menjelaskan suatu hal yang muncul ketika seseorang tersebut melakukan suatu hubungan-hubungan dengan melakukan berbagai cara yang sudah ada dalam tahap-tahapan spiritual seperti maqam dan kondisi orang tersebut yang disebut dengan hal.[1]
Karena bagi kaum sufi yang beranggapan bahwasanya dalam menganal diri Tuhan tersebut, berarti percaya bahwa Tuhan tersebut satu dan Esa. Dalam hal tersebut selain meliputi berbagai tahapan-tahapan yang harus dialkukan, juga tahapan-tahapan tersebut bagi kaum sufi tidaklah dapat terpikirkan oleh rasional pada umumnya, sehinnga pada tingkatan tertentulah dalam segi aspek itu hanya memfokuskan diri pada Allah SWT.
Sedangkan pada segi aspek selanjutnya yang memebicarakan irfan dilihat pada segi aspek teoritis, bahwasannya dalam segi tersebut lebih memebicarakan tentang hakikat alam semesta, manusia dan Tuhan. Sehingga memunculkan opsi kesamaan antara filsafat yang mendiskusikan tentang hakikat alam semesta.[2]



Sedangkan kata “Irfan” dalam pandangan sajak megatakan, bahwasannya Irfan tersebut oleh para tokoh-tokoh sufi dalam penyampaian rasa dan lain sebagainya dapat ditimbulkan melalui lewat syair atau sajak-sajak religius, serta dalam sebuah tarian yang secara langsung dipelopori oleh Jalaluddin ar-Rumi. Cara-cara tersebut dilakukan untuk merasakan  sedekat-dekatnya antara Tuhan dengan manusia.[3]

B.     Macam-Macam Irfani
Konsep dari Irfani memang populer dikalangan mutashawifin dengan 4 macam kriteria berikut :
1.     Syariat = Taubat + Taqwa + Istiqomah
2.     Thoriqot = Ikhlas + Sidqu + Tuma’ninah
3.     Haqiqat = Musyahadah + Muroqobah
4.     Ma’rifat = Ridha + Mahabbah + Ittihad
Dalam maqom syariat seorang salik akan menunaikan taubat dengan berhenti berbuat buruk dan merubahnya dengan berbuat kebajikan serta tidak mengulangi segala perbuatan buruknya. Lalu seorang salik akan meninggalkan segala larangan Allah dan Menjalankan Semua Perintah Allah sebagai perwujudan dari taqwa sang salik. Berusaha agar tetap menjalankan perihal semua tersebut dengan kesungguhan disebut istiqomah yang patut diberikan nilai bagi para salik.
Beranjak pada maqom thoriqot yang ditempuh seorang salik mengutamakan ikhlas sebagai  wujud dari kebersihan  niat dan perbuatan yang hanya ditujukan kepada Allah. Dengan demikian tak luput juga kejujuran atau sidqu yang berarti membenarkan perkara yang benar dan menyalahkan perkara yang salah khususnya dalam perihal amal ibadah. Tuma’ninah dalam perihal ini sebagai ketenangan fikiran dan perasaan serta mampu untuk menjajaki ketenengan nafsu yang bergejolak.[4]
Menuju maqom haqiqot yang berwarnakan pada musyahadah sebagai penyaksian esensi dan eksistensi secara berkala yang mampu menuaikan kebenaran yang ada. Menggapai tangan Allah dengan  muroqobah atau menaruh hati untuk mencari perhatian  kepada Allah dan seakan-akan bersama  Allah senantiasa dalam hidupnya.
Sebagai ungkapan tertinggi adalah maqom ma’rifat yang didasari dengan ridha atau  kerelaan yang tinggi kepada Allah atas segala pemberian yang baik  maupun yang buruk  karena sesungguhnya Allah yang lebih mengetahui akan perihal yang lebih baik kepada sang salik. Lalu  menginjak pada mahabbah atau cinta yang selalu mengantarkan kepada kerinduan. Hingga menggapai  ittihad sebagai bentuk dari rasa penyatuan antara seorang hamba kepada Tuhannnya.[5]








[1] Murtadha’ Murtahahhri, Menapak Jalan Spiritual, terj. Nasrullah, (Bandung :Pustaka Hidayah, 1995), 20.
[2] Ibid,. 24.
[3] Murtadha’, Mutahahari, Manazil dan Maqamat dalam Irfan, terj. Edisi dalam kitab Al-hikmah, (Bandung, 1996), 32
[4] Dahlan Tamrin, Tasawuf Irfani Tutup Nasut Buka Lahut, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 31.
[5] Ibid,.  76.

Tidak ada komentar:

sample terbang banjari.zip + yaa makkatal asyroofi cover banjari "ayo sholawat"

ya makkatal asyroofi by: mahasiswa uinsa-ma'had annur wonocolo 1. husni hamdani (gresik) 2. m. rizkillah (pacet, mojokerto) 2...