MAKALAH
Ustad Maulana
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Urbansufisme
Dosen Pembimbing :
Dr. Rofhani, M.Ag
Disusun Oleh :
Andi Wahyu Aliffudin (E97216032)
M. Rizkillah (E07216006)
Mochammad Arief Rahman Hakim (E97217063)
Risca Qurotul ‘Ainiyah (E97217042)
Nurul Fauziyah (E07216042)
PROGRAM STUDI TASAWUF
DAN PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN
DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2018
Profil Ustaz Maulana
Nama :
Muhammad Nur Maulana
Lahir :
Makassar, 20 Septermber 1974
Ayah :
Maulana
Anak ke :
4 dari 7 bersaudara
Istri :
Nur Aliah
Pendidikan : Pesantren An Nahdhah Makassar (lulus 1994)
Ibu :
Masyita
Alamat Rumah : Jl.Sibula Dalam No 15,
Makassar Sulawesi Selatan
Anak :
Munawwarah, Munirah dan Munawar
Ustadz yang sering
disapa dengan panggilan Ustadz Maulana ini memiliki nama lengkap ‘Muhammad Nur
Maulana’, yang lahir di kota Makassar, sejak kecil Ustadz Maulana sudah
bercita-cita ingin sekali menjadi seorang Ustadz, dan pada usia 9 tahun, pria
asli Bugis ini hidup mandiri dan tidak pernah meminta uang lagi kepada kedua
orang tuanya. Ustadz Maulana sejak kecil sudah mempelajari ilmu-ilmu agama di
Pesantren An-Nahdhah KH. Muhammad Harizah Makassar.[1]
Belajar ilmu agama di Pesantren membangkitkan kembali cita-citanya untuk
menjadi seorang pendakwah saat duduk di kelas 1 SMP.[2]
Ustadz Maulana memberanikan diri untuk ceramah dengan gaya berdakwahnya
sendiri, walaupun seringkali dipandang sebelah mata oleh teman-temannya.
Awalnya ia ceramah di lingkungan pesantren, namun kemudian merambah ke acara
syukuran. Bahkan dari desa ke desa yang terpencil. Gaya ceramahnya yang sangat
ringan, namun berbobot membuat Ustadz Maulana laris manis di Makassar. Ustadz
Maulana melanjutkan jenjang pendidikan di pondok pesantren An Nahdhah Makassar
dengan pimpinan pondok pesantren KH. Muhammad Harizah, ketika lulus dari
pesantren tersebut pada tahun 1994, kemudian beliau mengajar di SD Islam
Athirah dan SD Mangkura Makassar.
Beliau juga mengajar
agama di pesantren An Nahdah. Setiap kali beliau ceramah, ada saja yang
mengabadikannya dalam bentuk video. Video-video tersebut lalu tersebar
luas di youtube dan ditonton oleh direktur utama Trans Tv. Sejak saat itulah
nasib Ustadz Maulana berubah. Namun, dalam kepribadiannya tidak pernah berubah
sama sekali. Beliau masih menyempatkan diri untuk keliling kampung guna
melakukan syiar-syiar agama. Meskipun dakwahnya diselingi canda, Ustadz Maulana
sangat menghindari materi ceramah yang berbau pornografi, mengkritik orang,
memojokkan agama lain dan perbedaan pendapat dalam materi berdakwahnya. Beliau
hanyalah membahas hal-hal yang umum saja. Waktu segmen perform ustad maulana :[3]
Islam Itu Indah (2009-sekarang) – Trans Tv
Sahur Itu Indah (2015)
– Trans Tv
Happy Show (2015-sekarang)
– Trans Tv
Ustaz
Maulana yang merupakan da’i yang gaul, kelahiran asal Kota Makassar ini bisa
dikatakan unik, Jenaka, murah senyum dan cepat akrab dengan siapa saja, baik
terhadap anak- anak, remaja, orangtua, maupun dengan para pejabat. Cara ceramah
Ustadz Nur Maulana ini juga memberi kesan yang tersendiri bagi siapa saja yang
mengikuti tausiahnya. Gaya ceramah Ustadz Muhammad Nur Maulana yang ringan dan
seringkali diselingi senda gurau, ternyata tidak semua orang bisa menerima
dakwah yang telah disampaikan olehnya. Gayanya dianggap berlebihan oleh
sebagian masarakat baik diucapkan secara langsung maupun melalui media
internet. Setelah keinginan Ustadz Maulana menjadi seorang da‟i terwujud,
ibunda tercintanya yaitu Ibu Hajjah Masyita binti Haji Mappanganro meninggal
dunia. Pada hari Sabtu tanggal 12 April 2015. Beliau meninggal dalam usia 74
tahun dan dimakamkan di kota Makkasar.[4]
§ Retorika
dakwah Ustaz Maulana
Tujuan
dakwah ialah menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar, di mana seorang da’i
mengajak mad’unya kepada jalan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran yang
sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
tersebut, seorang da’i haruslah mampu menyampaikan ajaran dengan sebaik-baiknya
dengan cara-cara tertentu, salah satunya yaitu dengan menggunakan seni dalam
berbicara atau retorika dalam berdakwah, agar dapat mearik mad’u supaya
tertarik mendengar dan mampu mengubah pola pikir mad’u kepada jalan kebajikan.
Berdasarkan teori ‘AIDDA’ yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm, bahwa
proses psikologis itu muncul dari diri khalayak, agar khalayak melakukan
action, maka pertama-tama ereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention)
sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah
terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest)
yang merupakan derajat lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan
dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja
pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus
dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk
melakukan tindakan (action), sebagaimana diharapkan komunikator.
Berdasarkan
hasil penelitian, retorika yang dilakukan oleh Ustadz Maulana sesuai dengan
teori ‘AIDDA’. Dimana AIDDA itu sendiri merupakan singkatan dari
Attention (perhatian), Interest (ketertarikan/minat), Desire (hasrat), Decision
(kepurtusan) dan Action (tindakan). Ustadz Maulana mempunyai daya tarik yang
tersendiri dalam berdakwah. Sehingga dengan mudah membangkitkan perhatian
(attention) para jamaahnya. Dengan demikian masyarakat merasa tertarik
(interest) dan menimbulkan inisiatif (desire) sendiri untuk menonton dakwah
Ustadz Maulana. Kemudian jamaahnya merasa dipengaruhi oleh dakwah Ustadz
Maulana tersebut, sehingga para jamaahnya mengambil keputusan (decision) untuk
melakukan (action) perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Walaupun Ustadz Maulana dikenal sebagai Ustadz yang berlebihan (lebay) dalam
menyampaikan dakwahnya, akan tetapi ia mampu mempengaruhi masyarakat untuk
mendengar dakwahnya.
Berikut hasil wawancara
dengan beberapa masyarakat di gampong Baet:
1.
Saya melihat cara berdakwah Ustadz
Maulana ini berbeda dari yang lain, beliau menggunakan seni berbicara (retorika)
yang unik dan juga menarik perhatian para jamaahnya, dalam artian beliau ini
mampu mempengaruhi jamaahnya dengan menggunakan humor dalam menyampaikan
dakwahnya. Sehingga audien pun tidak merasa bosan ketika mendengarkan ceramah,
tidak seperti Ustadz lain, yang terkesan monoton dan kaku.
2.
Menurut ibu Fitri Daningsih, seni berbicara
(retorika) yang digunakan oleh Ustadz Maulana di Trans TV sangat
menarik, dan mampu mempengaruhi para jamaahnya dengan baik, tidak hanya jamaah
yang hadir di studio bahkan jamaah yang selalu menyaksikannya di Televisi.
Retorika yang digunakan sangatlah menarik, karena beliau berani bermain dengan
imajinasi, dalam berdakwah beliau pun sering menggunakan umpama-umpama yang
sangat kreatif yang tidak dilakukan oleh ustadz-ustadz yang lain, dan beliau
juga menggunakan bahasa yang tidak resmi, tetapi juga tidak melenceng dari
agama.
3.
Sama halnya dengan Desi Miranda,
menurutnya Ustadz Maulana sangat kreatif dalam memainkan seni (retorika) ketika
berdakwah, walaupun beliau seringkali menggunakan bahasa yang tidak resmi,
namun sering menyampaikan dakwahnya berupa perumpamaan untuk memudahkan
pemahaman para jamaahnya. Akan tetapi, tidak mengurangi norma-norma ke-Islaman ketika menyampaikan dakwahnya. “Jamaaahh...Oohh...Jamaah...Alhamduuulillah...!”
Intonasi dan gerakan sangat sesuai
dan juga ber-irama unik, hal itu merupakan salah satu daya tarik dari seni
Ustadz Maulana, beliau pandai memanfaatkan kata-kata biasa menjadi kreatif.
Retorika dakwahnya sangat cocok untuk semua umur. Ustadz Maulana juga merupakan
Ustadz yang berkarakter, karena setiap ceramah/dakwahnya selalu saja menambah
wawasan pemirsanya, selain itu juga sangat menghibur.
Ketika saya mendengar dakwah
beliau, saya tidak merasa jenuh sama sekali, retorika yang beliau gunakan
secara tidak langsung seperti menarik penonton untuk terus menonton ceramahnya,
materi yang disampaikan juga tidak jauh dari kehidupan sehari-hari. Sangat baik
untuk kehidupan sehari-hari, jadi intropeksi diri dan adanya perubahan sikap
dalam diri saya. Ibu Hariyati juga mengatakan bahwa, retorika adalah seni dalam
menyampaikan informasi, Ustaz Maulana mampu membawa seni itu ke dalam dakwahnya
dengan baik, sehingga mampu menarik perhatian dan mempengaruhi khalayak. Jadi
Retorika dakwah Ustaz Maulana berhasil membuat para jamaah untuk terus
mendengarkan dakwahnya. Sangat baik dan saya rasa sangat efektif sekali seni
penyampaiannya, saya pribadi merasa berkesan dan jadi sering mendengar dakwah
beliau dari pada dakwah Ustaz lain. Saya rasa bukan hanya saya saja yang
tertarik dengan dakwah beliau, banyak masyarakat diluar sana yang sama pendapat
dengan saya bahwa beliau itu berbeda dan menarik perhatian. Selain itu juga
tema yang beliau sampaikan juga tentang keseharian kita sebagai hamba Allah
yang tidak jauh dari kesilapan. Bagus sekali pengaruhnya untuk masyarakat,
sehingga isi dakwahnya menjadi pedoman dan peringatan untuk para pendengar. apa
yang didengar pasti diusahakan jadi pelajaran, apalagi ini tentang hukum Allah.
Kalau menurut saya selain unik retorika yang Ustaz Maulana gunakan itu luar
biasa menariknya, karena seni bicara beliau itu sangat berkesan, sangat menarik
perhatian masyarakat, makanya saya jadi tertarik menontonnya. tujuan menonton
dakwah untuk menambah wawasan keislaman. Jadi, dakwah beliau sangat tepat
sekali karena cepat dicerna otak, bahasa yang yang digunakannya pun seimbang
dengan masyarakat biasa.
Ibu
Nurazizah dan Reza Fahlevi mengatakan bahwa retorika Ustaz Maulana membuat
semua yang mendengar menjadi ketagihan dan tertarik untuk selalu mengikuti
acara yang dibawakan oleh Ustaz Maulana, pengaruhnya sangat positif, selain
bahasanya mudah dipahami juga dapat memberikan wawasan keislaman lebih gampang
tanpa harus menghadiri majlis ta’lim atau sejenisnya. Masyarakat lainnya
mengatakah bahwa ustaz Maulana mempunyai trik sendiri dalam menarik para
penonton ceramahnya, baik penonton yang berasal dari kalangan remaja maupun
dewasa, beliau bisa membuat semua khalayak menjadi tertarik dan tidak jenuh
dalam menikmati dakwahnya dengan menggunakan retorika yang bernuansa gurauan
dan nilai humor yang positif. Dengan begitu, Ustaz Maulana mudah sekali
mengikat emosional para jamaahnya dengan menampilkan hal yang berbeda dengan
Ustaz lainnya. Sehingga jamaahnya terbawa emosi untuk terus memperbaiki diri.
Berikut wawancaranya: Menurut saya bagus sekali, cara beliau menyampaikan ceramahnya
tidak monoton dan kaku, selain gaya ceramahnya yang unik, materi yang
disampaikannya berbeda setiap harinya dan penonton tidak merasa bosan. Itulah
salah satu tujuan saya menonton ceramahnya.93 Beliau memiliki gaya bicara
(retorika) yang berbeda ketka menyampaikan dakwahnya, dengan irama bicaranya
yang unik membuat penonton tertarik untuk mendengar ceramah beliau. Dengan
tingkah beliau yang begitu jenaka membuat saya tertarik untuk selalu
mendengarkan ceramahnya di tv dan ada untungnya juga, wawasan saya jadi
bertambah.94 Kalau menurut saya cukup menarik, berbeda dengan Ustaz yang lain,
ustazd ini lebih pandai mengajak jamaahnya dengan menyelipkan humor dalam
ceramahnya. Dalam menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami, kata-kata
yang ringan dan dapat kita amalkan. Setelah saya mendengarkan ceramah Ustaz
saya ingin memperbaiki ahklak saya dan berubah menjadi lebih baik lagi. Menurut
Supratman, seorang pembicara yang baik seharusnya menyadari beberapa
kemungkinan yang terjadi, seperti pendengarnya mengerutkan dahi sebagai tanda
bahwa pembicaraannya tidak dapat dipahami dan kurang komunikatif serta
pendengarnya itu gelisah, tidak sabar, dan ingin pembicaraannya segera
diakhiri. Pembicara sebaikknya menyadari bahwa pembicaraannya itu mengesankan
atau tidak berbekas. Pembicara sebaiknya memiliki kadar daya tarik, kadar daya
mengasyikkan dan kadar kesan yang tinggi. Itulah yang sering dilakukan Ustaz
Maulana, disetiap dakwahnya beliau semaksimal mungkin membuat para jamaahnya
untuk tidak merasa jenuh.
Seperti
yang dimaksud oleh beberapa informan berikut: Beliau hebat, seni berbicaranya
disukai banyak orang, kalau menurut saya retorika yang beliau gunakan dalam
menyampaikan dakwahnya berhasil, kadang-kadang lucu, kadang-kadang bisa membuat
kita sedih, beliau bisa masuk ke kalangan jamaah mana saja, sangat berbeda
dengan Ustaz lainnya, yang hanya bepaku kepada satu kalangan jamaah.
Gerak-geriknya, intonasi nada suara yang mau nangis, itu menarik bagi saya.
Sangat mempengaruhi emosional pemirsa. Itu bagian dari retorika juga. Seni
penyampaiannya mampu mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat, itu artinya
Ustaz Maulana berhasil menggunakan retorika yang bagus dan efektif. Saya
sendiri pertama kali nonton ceramahnya tidak merasakan bosan terhadap materi yang
disampaikan, sebab beliau menggunakan bahasa yang kocak, dan mampu menarik
perhatian para pendengar ceramahnya, itulah bagian dari besarnya pengaruh seni
penyampaian (retorika) yang beliau gunakan Menurut Ibu Neneng Sofriani dan ibu
Annisa tidak hanya retorika yang cukup menarik perhatian pemirsanya, namun
Ustaz Maulana juga menggunakan teknik persuasi yang sangat bagus, beliau mampu
mengubah perilaku dan sikap para jamaahnya menjadi lebih baik sesuai dengan
dakwah yang beliau sampaikan. Ketika melakukan persuasi, perhatian kita dapat
terpusat pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan sasaran
persuasi, atau pada upaya mengajak mereka untuk bertindak dengan cara tertentu
dimana yang dikehendaki dalam persuasif adalah perubahan perilaku, keyakinan,
dan sikap yang lebih mantap seolah- olah perubahan tersebut bukan atas kehendak
komunikator akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri dan jelas Ustaz
Maulana sudah melakukan itu. Berikut wawancaranya: Retorikanya sangat bagus,
karena cara penyampaiannya tidak hanya menggunakan kata-kata tapi juga
menggunakan gerakan tubuh lainnya, seperti gerakan tangan misalnya, itu sangat
mempengaruhi ketertarikan para jamaahnya, jadi efek dari retorika itu sendiri
saya jadi ketagihan menontonnya dan dengan menenonton dakwah Ustaz maulana jadi
bisa mengulang kembali apa yang pernah kita pelajari dulu. Beliau membahas tema
yang tidak jauh untuk kehidupan sehari-hari.
Seni
yang digunakan Ustaz Maulana cukup menarik perhatian para pemirsanya termasuk
saya, beliau berhasil melakukan persuasif dengan baik, sehingga dapat
mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang, namun saya tidak menyukainya.
persuasif yang dilakukan menarik, namun beliau terlalu sering mengajak audien
untuk menangis. Jadi beliau terkesan sedang acting. Tapi ilmu yang beliau
sampaikan mengena di hati saya pribadi. Berbeda dengan Ibu Herlina, menurut
pendapatnya retorika yang dilakukan oleh Ustaz Maulana dalam menyampaikan
informasi keislamannya tidak baik dan kurang beretika dalam berdakwah. Berikut
wawancaranya:
Saya rasa seni ataupun
retorika yang beliau gunakan dalam berdakwah sama sekali tidak baik, terlalu
berlebihan bisa dibilang lebay, karena ini dakwah, dan dakwah itu kok dibuat
senda gurau, memang bisa sekalian menjadi hiburan dan dapat menarik perhatian
pemirsanya, tapi ini dakwah lho, jangan lah dibuat main-main. Pendapat yang
sama juga dikemukakan Simon Ali, retorika yang Ustaz Maulana gunakan dalam
berdakwah kurang baik dan terlihat tidak berwibawa dalam menyampaikan ilmu
keagamaan, seperti mempermainkan agama islam. Beliau terlalu kreatif, jadinya
terkesan berlebihan, memang beliau menggunakan retorika yang berbeda dengan
Ustaz yang lain, tapi setidaknya jangan lebay dan seperti tidak punya wibawa
sebagai seorang Ustaz, kalau menurut saya beliau aneh dan sama sekali tidak
menarik. Apalagi kalau bicara tentang seni berbicara, beliau terkesan
membuat-buat dan tidak apa adanya, seperti meremehkan islam, jadi saya tidak
menyukainya. Syahrial Fitra juga mengungkapkan hal senada, dimana menurutnya
Ustaz Maulana ketika berdakwah seperti tidak bersungguh-sungguh dan terkesan
menyepelekan apa yang disampaikannya.
Berikut wawancaranya:
Memang beliau melakukan seni dalam berdakwah, saya akui itu. Tapi tidak
bersungguh-sungguh, seperti main-main. Dakwah seharusnya dibuat serius dan
tidak diremehkan. Dari hasil wawancara diatas, disebutkan bahwa kunci suksesnya
dakwah bergantung pada da’i. Apabila da’i adalah orang yang telah mempuyai
reputasi, loyalitas dan semangat yang baik serta sifat-sifat yang lain yang
terpercaya, da’i akan mampu untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan persuasi
agar ketika diajak bicara tertarik, memahami, kemudian tergerak pada perbuatan
atau tindakan yang dikehendaki. Ustaz Maulana adalah salah seorang da’i yang
mempunyai semangat.
Retorika
yang dilakukan oleh Ustaz Maulana dalam menyukseskan dakwahnya dinilai berhasil
dan mampu mempengaruhi para jamaahnya dengan baik. Selain itu Ustaz Maulana
juga melakukan teknik-teknik yang mampu memberikan pengaruh efektif kepada jamaahnya.
Namun tidak semua informan (masyarakat Gampong Baet) menyukai seni atau
retorika yang beliau lakukan dalam berdakwah.
· Pengaruh
retorika dakwah Ustaz Maulana Berdasarkan hasil wawancara yang penulis peroleh
dengan masyarakat Gampong Baet Kecamatan Baitussalam Aceh Besar, penulis
mendapati pengaruh retorika yang dilakukan Ustaz Maulana dalam berdakwah
sangatlah bagus dan menarik perhatian masyarakat Gampong Baet Kecamatan
Baitussalam, berikut wawancara dengan ibu Fitri Daningsih: Pengaruh retorika yang
Ustaz Maulana lakukan efektif sekali, apalagi terhadap perubahan spiritual
keagamaan, disebabkan beliau pandai dalam mengolah kata supaya mudah diterima
oleh mad’unya, dengan retorika itulah terbukti saya pun yang tadinya kurang
tertarik dalam mendengarkan dakwah di televisi, sekarang seperti ketagihan dan
sudah jadi suatu keharusan dalam mendengarkan dan mengamalkan dakwah beliau,
yang tadinya saya kurang peka terhadap hal-hal kecil yang dilarang dalam agama
sekarang saya tinggalkan.
Retorika merupakan seni mengolah
kata, jadi seorang da’i dituntut untuk pandai dalam mengolah kata dengan tujuan
untuk mengajak mad’unya mendengarkan apa yang disampaikannya sangat jelas
dibutuhkan keahlian khusus, tidak hanya mampu mengolah kata saja, tetapi juga
mampu menarik minat pendengar.
Hal inilah yang selalu dilakukan
Ustaz Maulana, beliau mampu menghipnotis para mad’unya (tempat). Tidak hanya
itu, beliau juga sangat ahli dalam mempengaruhi perilaku para jamaahnya,
seperti yang dikatakan oleh beberapa masyarakat Gampong Baet berikut ini:
Menurut saya sangat bagus dan
menarik perhatian mad’u, dampaknya untuk diri saya selain jadi lebih intropeksi
diri, adanya perubahan sikap lebih baik. Menurut saya, dampak dan pengaruh dari
cara beliau dalam menyampaikan dakwahnya sangat posiitif sekali, bukan hanya
sekedar tertarik mendengarkan ceramahnya tetapi terbukti tingkat ibadah saya
jadi lebih baik, tingkat silaturrahmi saya dengan sesama jadi semakin dekat.
Itu artinya nilai spiritual membaik.
Berbicara tentang pengaruh retorika
dalam dakwah, pastinya retorika itu sangat berpengaruh, apalagi Ustaz Maulana,
beliau memang sangat bermain dengan seni dalam menyampaikan dakwahnya, entah
itu berupa selipan humor, yang pasti retorika beliau sangat menarik perhatian
masyarakat, Karena saya rasa beliau berdakwah menggunakan bahasa yang mudah
dicerna pikiran masyarakat yang kelas sosialnya rendah, bahkan siapa saja,
tidak sedikit setelah mendengarkan ceramah beliau ingin berubah menjadi lebih
baik, termasuk saya. Acara Islami yang dipandu Ustaz Maulana seringkali memberi
sentuhan rohani kepada penontonnya, dengan memberikan pencerahan dan perubahan
menuju kehidupan yang lebih baik lagi dan tema-tema yang berhubungan langsung
dengan kehidupan sehari-hari masyarakat para informan juga setuju, setelah
menonton dakwah Ustaz Maulana dapat memberikan perubahan baginya. Seperti ibu
Syahrani Sitoru menyatakan bahwa:108 Ketika saya nonton dakwah Ustaz
Maulana,banyak saya dapatkan ilmu, dan salah satu yang membuat saya sering
menyaksikan dakwah beliau karena beliau berdakwah bukan hanya sekedar berbicara
dan menyampaikan saja kepada masyarakat, tapi seolah-seolah menarik masyarakat
untuk benar- benar mendengarkan isi ceramahnya dan secara tidak langsung mad’u
seakan- akan terpengaruhi omongannya dengan mengamalkan langsung apa yang sudah
didengar dari dakwah yang beliau sampaikan dan ini adalah pengaruh dari cara
beliau, kepandaian berbicara beliau. Alhamdulillah dengan menonton ceramah
Ustaz Maulana membuat saya lebih memperbaiki keimanan saya dan terus berusaha
menjadi lebih baik lagi. Hal senada juga disampaikan ibu Haryati, menurutnya
selain memberikan motivasi tentunya membuat semakin cerdas akan wawasan dan
pengetahuan tentang keislaman yang didapat dari dakwah Ustaz Maulana. Ini
sangat menyentuh dan tepat dengan lingkungan kita terutama. Berikut
wawancaranya: Ustaz Maulana menggunakan seni Berbicara yang bagus, tentunya
baik sekali pengaruhnya terhadap para penikmat dakwah beliau, sehingga isi
dakwahnya jadi pedoman dan peringatan buat pendengar, sangat menyentuh
sekaligus memberi motivasi khusus untuk para jamaahnya dan apa yang didengar
pasti diusahakan jadi pelajaran, apalagi ini tentang hukum Allah. Seperti yang
diungkapkan Reza Fahlevi retorika dakwah Ustaz Maulana memang sangat berpengaruh
terhadap minat penonton dalam menyaksikan dakwahnya. Selain itu mampu mengubah
sikap maupun perilaku jamaahnya. Sangat berpengaruh karena ceramahnya bukan
hanya menyampaikan ilmu agama, tetapi juga sangat menghibur, sehingga
ketertarikan untuk mendengar ceramah beliau sangat tinggi. Tentu banyak sekali
perubahan setelah mendengar ceramah, karena cermah beliau mudah diterima oleh
berbagai kalangan mad’u. Hal yang sama juga diungkapkan Ibu Irmawati bahwa cara
Ustaz maulana dalam menyampaikan dakwah memang sangat berpengaruh, dimana
beliau dalam memberi nasehat-nasehat sangat menyentuh jiwa dan perasaan
individu sehingga mampu membuat individu itu merenung sehingga membuat
jamaahnya menangis karena mengingat akan dosa-dosanya. Berikut hasil
wawancaranya: Salah satu cara Ustaz Maulana dalam mempengaruhi mad’u dalam
berdakwah adalah ketika beliau memimpin do’a, beliau seakan-akan merasa sangat
berdosa sehingga menangis, itu adalah seni beliau dalam mempengaruhi jamaahnya
untuk merenungkan kehidupan sekejap, terbukti berhasil dan banyak jamaah yang
menangis dibuatnya. Jangan bicara jamaah yang lain, saya sendiri jadi lebih
introspeksi diri. Namun berbeda dengan Ibu Neneng sofriani yang menyatakan
bahwa dakwah Ustaz maulana sangat berpengaruh dikalangan masyarakat, baik itu
kalangan orang dewasa maupun anak-anak. Anak-anak senang dan bisa meniru
retorika dakwah Ustaz maulana untuk dipraktek dalam keseharian pidato
anak-anak. Berikut hasil wawancaranya: Sangat berpengaruh, karena dari yang
saya pernah liat penonntonnya tidak hanya dari kalangan orang dewasa saja tapi
ada juga dari kalangan anak- anak. Dan waktu kita mendengarnyapun seni dalam
menyampaikan ceramah itu sangat menarik sehingga mampu membuat yang mendengar
sampai menangis. Setelah saya menonton siaran dakwah ustad maulana, adanya niat
dalam hati untuk berubah. Masyarakat yang lain menyatakan bahwa retorika
merupakan salah satu cara terbaik untuk medukung suksesnya proses dakwah yang
dilakukan oleh para pelaku dakwah (da’i), seorang da’i harus mampu mendramatisasi
(membuat jamaah merasa tertarik) terhadap da’i, Ustaz Maulana mampu
melakukannya dengan baik dan berhasil membuat jamaahnya tertarik. Berikut
wawancaranya: Iya tentu retorika sangat berpengaruh terhadap berhasilnya proses
dakwah, Ustaz Maulana melakukannya dengan baik. Saya sendiri bukan jenis orang
yang suka menonton acara Islami di TV, tapi ketika saya menyaksikan.
Apa yang disampaikan beliau di Televisi saya merasa
tertarik dan kembali menyaksikan dakwah beliau di waktu selanjutnya. Menurut
hasil wawancara diatas, retorika dakwah Ustaz Maulana sangat berpengaruh
terhadap masyarakat Baet kecamatan Baitussalam Aceh Besar, tidak hanya membuat
masyarakat tersebut tertarik untuk mendengarkan dakwah saja, namun juga dapat
mengajak para jamaahnya menuju jalan Allah dan dapat mengubah spiritual
jamaahnya. Dengan demikian Ustaz Maulana berhasil mempengaruhi para jamaahnya
dengan menggunakan retorika baik dan menarik.
§ Pembahasan
dan Analisis
1. Dakwah Ustadz Maulana
Setiap bentuk komunikasi adalah
sebuah drama. Oleh karena itu, seorang pembicara hendaknya mampu mendramatisasi
atau membuat jemaah merasa tertarik terhadap pembicara. Dengan kata lain
seorang pembicara harus mampu melakukan seni berbicara (retorika) yang menarik.
Menurut Walter Fisher, setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita
(storytellig). Jika seseorang mampu bercerita, sesungguhnya ia mempunyai
potensi untuk berceramah dan menjadi muballigh. Sama halnya dalam melakukan
aktivitas dakwah dibutuhkan retorika-retorika yang dapat membuat dakwah
seseorang lebih menyentuh, efisien dan efektif, terutama dalam
menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam, sehingga retorika yang baik harus
dikuasai oleh seseorang yang hendak berdakwah.
Retorika yang dilakukan oleh Ustaz
Maulana sangat efektif dikarenakan Ustaz Maulana selain menggunakan retorika
dakwah yang yang menarik beliau juga mennggunakan metode dakwah al Mau’idzah
al-Hasanah dan metode al-Mujadalah, dimana Ustaz Maulana ketika berdakwah
memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu
petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan cara yang baik dan menyentuh perasaan,
lurus dipikiran, menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau menyebutkan
kesalahan pendengarnya sehingga pihak objek dakwah denga rela hati atas
kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikannya. Kemudian ustaz Maulana
dipenghujung ceramahnya menggunakan metode Tanya jawab dan berdiskusi
(al-Mujadalah) dengan para jamaahnya. dan mampu membuat para jamaah menyentuh
hati dan dapat dengan mudah mempengaruhi jamaah yang mendengarkan dakwahnya.
Keefektifan berbicara Ustaz Maulana sangat
dipengaruhi oleh beberapa unsur berikut:
a. Penempatan Tekanan
Nada (intonasi)
Intonasi
merupakan sebuah daya tarik dalam menyampaikan dakwah. Dimana intonasi itu
sendiri sama halnya dengan kesesuaian penempatan nada dalam berbicara,
kesalahan dalam penempatan nada ketika berbicara berakibat pada kurang jelasnya
isi dan pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar. Jika penyampaian materi
pembicaraan datar, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan
mengurangi keefektifan berbicara. Namun Ustaz Maulana melakukannya dengan bagus
dan tertata, dimana beliau menggunakan intonasi berbicara yang mampu membuat
jamaahnya tidak merasa bosan, dakwah yang disampaikannya berhasil menarik perhatian
penontonnya dan penontonnya menjadi senang, tertarik dan terus mengikuti
dakwahnya. Sehingga dapat memberi pengaruh dan kepuasan para penontonnya.
Intonasi suara Ustaz Maulana sangat sesuai dengan pesan yang disampaikannya.
Penghayatan yang Ustaz Maulana lakukan sangat tepat dan sering kali penuh
penjiwaan ketika menyampaikan pesan-pesan yang bernuansa serius. Namun ketika
menyampaikan pesan yang bernuansa humor, intonasi suara Ustaz Maulana juga
disesuaikan.
b. Gaya Bahasa (gaya
bicara)
Kesan
pertama dalam berbicara sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembicaraan
berikutnya. Untuk itu seorang pembicara dituntut untuk memiliki gaya bicara
yang menarik dan mendukung. Dimana cara pengungkapan pikiran melalui
pembicaraan secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pembicara.
Pada hakikatnya, gaya bicara merupakan teknik pemilihan ungkapan bahasa yang
dianggap dapat mewakili sesuatu yang akan disampaikan atau diungkapkan. Gaya
bicara merupakan salah satu faktor terpenting dalam retorika. Gaya bicara yang
menarik menyebabkan proses penyampaian berjalan lancar, terutama ketika
dilakukan dalam berdakwah. Dimana berdakwah adalah mengajak sesorang untuk
menuju jalan yang lebih baik, tentunya gaya berbicara seorang da’i sangat
penting. Ustaz Maulana melakukannya dengan efektif, beliau menggunakan gaya
bicara dengan konten lucu dan menghibur. Ustaz Maulana juga memiliki gaya
bicara yang humoris, para penontonnya menganggap itu adalah daya tarik dari
retorika dakwah beliau. Humor dapat menghidupkan dakwah yang disampaikan dan
memberi kesan yang tidak terlupakan bagi para pendengar. Humor dapat
menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar
pada dakwah selanjutnya. Ustaz Maulana berhasil melakukan dan menyelipkan humor
yang bagus dan menarik perhatian penontonnya. Jadi gaya bicara Ustaz Maulana
sangat menarik perhatian para jamaahnya, disebabkan cara beliau menyapa
jamaahnya dengan kalimat jamaah oohh jamaaah sangat unik dan menyenangkan.
Selain itu, unsur- unsur lucu yang digunakan pun bersifat ringan sangat
menyentuh hati para jamaahnya. Gaya bicaranya bernada lembut dan sama sekali
tidak kasar. Kemudian bahasa tubuh yang digunakan juga sangat mendukung
terhadap pesan yang disampaikannya.
c. Materi Dakwah Materi
Merupakan
faktor utama dalam berdakwah, tanpa materi yang baik, akan terjadi berbagai
hambatan dan kesulitan dalam proses dakwah. Materi dakwah yang sesuai dengan
situasi dan kondisi para mad’u akan menentukan keberhasilan dakwah. Aktivitas
berbicara terjadi dalam suasana, situasi dan lingkungan tertentu. Seorang
pembicara harus mampu membaca situasi lawan bicaranya, sama halnya ketika
melakukan aktivitas dakwah. Seorang da’i harus mampu membaca situasi lingkungan
mad’unya. Hal tersebut yang dilakukan oleh Ustaz Maulana, beliau mampu
mempengaruhi mad’unya (penontonnya) dengan materi yang disampaikannya sangat
sesuai dengan lingkungan mad’unya. Beliau memilih tema/materi yang sesuai
dengan situasi dan kondisi mad’unya.
d. Gerak-Gerik Dan
Mimik
Gerak-gerik
dan mimik yang tepat dalam pembicaraan dapat mendukung dan memperjelas isi
pesan yang akan disampaikan. Akan tetapi, gerak-gerik dan mimik ini akan
menjadi gangguan dalam berbicara apabila dilakukan secara berlebihan.
Gerak-gerik dan mimik harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan yang
disampaikan, serta disesuaikan dengan perasaan hati yang terkandung dalam isi
pesan pembicaraan yang dilakukan. Adapun mimik adalah ekspresi wajah yang
berhubungan dengan perasaan yang terkandung dalam hati. Agar pembicaraan dapat menyenangkan,
usahakan mimik menarik dan memikat, salah satunya dengan banyak tersenyum.
Gerak tubuh (gerak-gerik) Ustaz Maulana sangat lincah dan selalu disesuaikan
dengan pesan yang disampaikannya. Maka dari itu Ustaz Maulana selalu saja
sukses menarik perhatian penonton untuk menyaksikan ceramahnya.
e. Sikap Yang Wajar Dan
Tidak Kaku
Kesan
pertama dalam berbicara sangat menentukan keberhasilan dalam proses
pembicaraan. Untuk itu, seorang pembicara dituntut untuk bersikap wajar, tenang
dan tidak kaku. Sikap dalam berbicara juga sangat bergantung pada situasi dan
kondisi yang ada pada saat melakukan pembicaraan atau menyampaikan pesan dalam
berpidato. Sikap yang wajar dan tidak kaku dapat menambah kepercayaan pendengar
kepada pembicara. Salah satu cara untuk memunculkan sikap tersebut adalah
penguasaan materi berbicara oleh pembicara. Maka dari itu, Ustaz maulana sudah
melakukannya dengan sangat bagus. Beliau sama sekali tidak kaku dalam
berekspresi ketika menyampaikan dakwahnya. Dengan bersikap seperti orang biasa
dan menyesuaikan dirinya dengan para jamaahnya. Hal inilah yang membuat
jamaahnya tidak ingin beranjak ketika menonton ceramahnya di Televisi.
2. Pengaruh Retorika
Dakwah Ustaz Maulana
Sebagaimana
dakwah adalah sarana komunikasi menghubungkan, memberikan dan menyerahkan
segala gagasan, cita-cita dan rencana kepada orang lain dengan motif
menyebarkan kebenaran sejati, jelas retorika sangat dibutuhkan dalam
menyampaikan dakwah. Pengaruh dari retorika sangatlah besar dalam keberhasilan
suatu dakwah, Ustaz Maulana berhasil melakukan dan menerapkan retorika yang
baik saat berdakwah, terbukti dari hasil wawancara penulis dengan beberapa
informan pengaruh dari retorika Ustaz Maulana terhadap masyarakat Gampong Baet
Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar meliputi:
a. Kesadaran Diri
Kesadaran diri
proses
mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh
faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi kita dengan
orang lain. Dengan adanya kesadaran diri akan mengetahui bagaimana perasaan
mereka mempengaruhi diri, orang lain, dan kinerja mereka. Kesadaran diri lebih
jauh lagi bisa dikaitkan dengan pemahaman seseorang akan nilai-nilai dan tujuan
diri. Seseorang yang sadar diri tahu kemana arah yang akan ia tuju. Keputusan
yang diambil oleh orang dengan kesadaran diri tinggi akan cenderung selaras
dengan nilai- nilai yang mereka anut sehingga membuat mereka bekerja dengan
semangat tinggi. Sebaliknya orang yang kurang sadar diri akan sering
diombang-ambingkan oleh konflik dan motif tersembunyi. Tetapi kesadaran diri
yang penulis maksud disini adalah hasil dari pengaruh retorika yang dilakukan
Ustaz Maulana ketika menyampaikan dakwahnya, beliau mampu mempengaruhi
kesadaran diri masyarakat Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar dengan
efektif. Sehingga masyarakat Gampong Baet merasa terpengaruh oleh dakwah Ustaz
Maulana. Sehingga merasa sadar dan tersentuh hatinya ketika Ustaz Maulana
meminpin do’a dan merenungkan dosa-dosa yang telah diperbuat. Misalnya,
mengurangi rasa malas bersilaturrahmi. Masyarakat Gampong baet merasa
silaturrahmi sangat penting dalam bermasyarakat apalagi sesama umat muslim.
b. Mendapatkan Wawasan
Ilmu Keislaman
Selain
adanya kesadaran diri masyarakat Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam, retorika
dakwah Ustaz Maulana juga mampu mempengaruhi wawasan keislaman masyarakat
tersebut. Maksudnya, Ustaz Maulana tidak hanya sekedar menyampaikan saja,
tetapi mampu mempengaruhi dan menambah wawasan ilmu keislaman jamaahnya.
Contohnya, mengetahui banyak hal tentang Islam, mengetahui sesuatu yang
dihalalkan dan yang diharamkan.
c. Menyentuh Hati
Keberhasilan suatu dakwah
Ketika
para mad’u merasa dirinya berada dalam situasi cerita yang disampaikan oleh
da’i. Seorang da’i harus mampu mengajak dan mempengaruhi emosional mad’unya
ketika menyampaikan dakwah. Sehingga perubahan spiritual mad’u seperti sudah
menjadi kewajiban. Retorika dakwah Ustaz Maulana mampu mempengaruhi emosional
jamaahnya. Dengan demikian Ustaz Maulana bisa membawa jamaahnya kepada jalan
yang baik dengan mudah. Misalnya, dari ceramah Ustaz Maulana, apa yang
disampaikan beliau memang benar berdasarkan Al-quran dan Hadist masyarakat
merasa perlu memperbaiki diri dalam menjalankan hidupnya. Itu artinya,
masyarakat tersentuh hatinya untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan
shalat lima waktu tidak boleh ditinggalkan.
d. Memotivasi dan
menghibur diri
Salah
satu tujuan seseorang mendengar dakwah agar dapat memberikan motivasi dan
dukungan dalam menjalani hidup yang lebih baik. Sama halnya dengan masyarakat
Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam. Setelah mendengar dakwah Ustaz Maulana,
masyarakat Gampong Baet merasa termotivasi untuk beramal shaleh dan selalu
berbuat baik terhadap sesama. Contohnya, membantu urusan duniawi seperti halnya
memberi makanan kepada tetangga rumah (jiran). Tidak hanya itu, pengaruh yang
didapatkan dari retorika dakwah Ustaz Maulana selain dapat memotivasi diri juga
merasa terhibur. Contohnya, dengan humor yang Ustaz Maulana ciptakan dakwahnya
menjadi tidak membosankan dapat menjadi hiburan yang bagus dan Islami.
Berdasarkan hasil analisis peneliti melihat bahwa, golongan mad’u yang bayak
didapatkan dalam penlitian ini adalah kaum ibu-ibu, remaja tingkat akhir dan
orang dewasa (simpati aktif), mereka berpendapat bahwa retorika dakwah Ustaz
Maulana sangat efektif dan menarik. Dimana beliau mampu menarik perhatian
jamaahnya dengan gaya-gaya tertentu. Kemudian masyarakat merasa tertarik untuk
menonton dakwahnya disetiap jam tayangnya, bahkan berkali-kali. Sehingga dapat
dengan mudah mempengaruhi jiwa masyarakat, terutama bagi kaum ibu-ibu dan
remaja tingkat akhir. Dimana mereka merasa Ustaz Maulana mampu berbaur dengan
kalangan jama’ah mana saja, tidak hanya berpaku pada kaum dewasa saja. Tetapi
golongan mad’u yang sifat keagamaannya lebih religius (golongan petani dan
pedagang) mereka berpendapat bahwa dakwah Ustaz Maulana sederhana, karena
ketika menyampaikan dakwahnya Ustaz Maulana menggunakan umpama-umpama yang
dapat dengan mudah dipahami.[5]
Berikut foto-foto
terbaru yang berhasil dihimpun dari berbagai media sosial Ustad Maulana
Daftar
Pustaka
http://news.universitasazzahra.ac.id/ustadz-sederhana-mnur-maulana
http://makassar.tribunnews.com/2015/04/12/ibu-ustadnur-maulana-meninggal
http://www.banguninspirasi.com/2013/08/kisah-hidup-ustad-maulana.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar