Breaking

Selasa, 31 Juli 2018

retorika Ustad Maulana


MAKALAH
Ustad Maulana
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Urbansufisme






Dosen Pembimbing :
Dr. Rofhani, M.Ag
Disusun Oleh :
Andi Wahyu Aliffudin                              (E97216032)
M. Rizkillah                                                            (E07216006)
Mochammad Arief Rahman Hakim          (E97217063)
Risca Qurotul ‘Ainiyah                             (E97217042)
Nurul Fauziyah                                        (E07216042)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA
2018



Profil Ustaz Maulana

Nama               : Muhammad Nur Maulana
Lahir                 : Makassar, 20 Septermber 1974
Ayah                : Maulana
Anak ke           : 4 dari 7 bersaudara
Istri                   : Nur Aliah
Pendidikan        : Pesantren An Nahdhah Makassar (lulus 1994)
Ibu                   : Masyita  
Alamat Rumah : Jl.Sibula Dalam No 15, Makassar Sulawesi Selatan
Anak                : Munawwarah, Munirah dan Munawar
Ustadz yang sering disapa dengan panggilan Ustadz Maulana ini memiliki nama lengkap ‘Muhammad Nur Maulana’, yang lahir di kota Makassar, sejak kecil Ustadz Maulana sudah bercita-cita ingin sekali menjadi seorang Ustadz, dan pada usia 9 tahun, pria asli Bugis ini hidup mandiri dan tidak pernah meminta uang lagi kepada kedua orang tuanya. Ustadz Maulana sejak kecil sudah mempelajari ilmu-ilmu agama di Pesantren An-Nahdhah KH. Muhammad Harizah Makassar.[1] Belajar ilmu agama di Pesantren membangkitkan kembali cita-citanya untuk menjadi seorang pendakwah saat duduk di kelas 1 SMP.[2] Ustadz Maulana memberanikan diri untuk ceramah dengan gaya berdakwahnya sendiri, walaupun seringkali dipandang sebelah mata oleh teman-temannya. Awalnya ia ceramah di lingkungan pesantren, namun kemudian merambah ke acara syukuran. Bahkan dari desa ke desa yang terpencil. Gaya ceramahnya yang sangat ringan, namun berbobot membuat Ustadz Maulana laris manis di Makassar. Ustadz Maulana melanjutkan jenjang pendidikan di pondok pesantren An Nahdhah Makassar dengan pimpinan pondok pesantren KH. Muhammad Harizah, ketika lulus dari pesantren tersebut pada tahun 1994, kemudian beliau mengajar di SD Islam Athirah dan SD Mangkura Makassar.
Beliau juga mengajar agama di pesantren An Nahdah. Setiap kali beliau ceramah, ada saja yang mengabadikannya dalam bentuk video. Video-video tersebut lalu tersebar luas di youtube dan ditonton oleh direktur utama Trans Tv. Sejak saat itulah nasib Ustadz Maulana berubah. Namun, dalam kepribadiannya tidak pernah berubah sama sekali. Beliau masih menyempatkan diri untuk keliling kampung guna melakukan syiar-syiar agama. Meskipun dakwahnya diselingi canda, Ustadz Maulana sangat menghindari materi ceramah yang berbau pornografi, mengkritik orang, memojokkan agama lain dan perbedaan pendapat dalam materi berdakwahnya. Beliau hanyalah membahas hal-hal yang umum saja. Waktu segmen perform ustad maulana :[3]
Islam Itu Indah              (2009-sekarang) – Trans Tv
Sahur Itu Indah                         (2015) – Trans Tv
Happy Show                            (2015-sekarang) –  Trans Tv
Ustaz Maulana yang merupakan da’i yang gaul, kelahiran asal Kota Makassar ini bisa dikatakan unik, Jenaka, murah senyum dan cepat akrab dengan siapa saja, baik terhadap anak- anak, remaja, orangtua, maupun dengan para pejabat. Cara ceramah Ustadz Nur Maulana ini juga memberi kesan yang tersendiri bagi siapa saja yang mengikuti tausiahnya. Gaya ceramah Ustadz Muhammad Nur Maulana yang ringan dan seringkali diselingi senda gurau, ternyata tidak semua orang bisa menerima dakwah yang telah disampaikan olehnya. Gayanya dianggap berlebihan oleh sebagian masarakat baik diucapkan secara langsung maupun melalui media internet. Setelah keinginan Ustadz Maulana menjadi seorang da‟i terwujud, ibunda tercintanya yaitu Ibu Hajjah Masyita binti Haji Mappanganro meninggal dunia. Pada hari Sabtu tanggal 12 April 2015. Beliau meninggal dalam usia 74 tahun dan dimakamkan di kota Makkasar.[4]

§  Retorika dakwah Ustaz Maulana
Tujuan dakwah ialah menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar, di mana seorang da’i mengajak mad’unya kepada jalan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, seorang da’i haruslah mampu menyampaikan ajaran dengan sebaik-baiknya dengan cara-cara tertentu, salah satunya yaitu dengan menggunakan seni dalam berbicara atau retorika dalam berdakwah, agar dapat mearik mad’u supaya tertarik mendengar dan mampu mengubah pola pikir mad’u kepada jalan kebajikan. Berdasarkan teori ‘AIDDA’ yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm, bahwa proses psikologis itu muncul dari diri khalayak, agar khalayak melakukan action, maka pertama-tama ereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action), sebagaimana diharapkan komunikator.
Berdasarkan hasil penelitian, retorika yang dilakukan oleh Ustadz Maulana sesuai dengan teori ‘AIDDA’. Dimana AIDDA itu sendiri merupakan singkatan dari Attention (perhatian), Interest (ketertarikan/minat), Desire (hasrat), Decision (kepurtusan) dan Action (tindakan). Ustadz Maulana mempunyai daya tarik yang tersendiri dalam berdakwah. Sehingga dengan mudah membangkitkan perhatian (attention) para jamaahnya. Dengan demikian masyarakat merasa tertarik (interest) dan menimbulkan inisiatif (desire) sendiri untuk menonton dakwah Ustadz Maulana. Kemudian jamaahnya merasa dipengaruhi oleh dakwah Ustadz Maulana tersebut, sehingga para jamaahnya mengambil keputusan (decision) untuk melakukan (action) perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Walaupun Ustadz Maulana dikenal sebagai Ustadz yang berlebihan (lebay) dalam menyampaikan dakwahnya, akan tetapi ia mampu mempengaruhi masyarakat untuk mendengar dakwahnya.
Berikut hasil wawancara dengan beberapa masyarakat di gampong Baet:
1.                  Saya melihat cara berdakwah Ustadz Maulana ini berbeda dari yang lain, beliau menggunakan seni berbicara (retorika) yang unik dan juga menarik perhatian para jamaahnya, dalam artian beliau ini mampu mempengaruhi jamaahnya dengan menggunakan humor dalam menyampaikan dakwahnya. Sehingga audien pun tidak merasa bosan ketika mendengarkan ceramah, tidak seperti Ustadz lain, yang terkesan monoton dan kaku.
2.                  Menurut ibu Fitri Daningsih, seni berbicara (retorika) yang digunakan oleh Ustadz Maulana di Trans TV sangat menarik, dan mampu mempengaruhi para jamaahnya dengan baik, tidak hanya jamaah yang hadir di studio bahkan jamaah yang selalu menyaksikannya di Televisi. Retorika yang digunakan sangatlah menarik, karena beliau berani bermain dengan imajinasi, dalam berdakwah beliau pun sering menggunakan umpama-umpama yang sangat kreatif yang tidak dilakukan oleh ustadz-ustadz yang lain, dan beliau juga menggunakan bahasa yang tidak resmi, tetapi juga tidak melenceng dari agama.
3.                  Sama halnya dengan Desi Miranda, menurutnya Ustadz Maulana sangat kreatif dalam memainkan seni (retorika) ketika berdakwah, walaupun beliau seringkali menggunakan bahasa yang tidak resmi, namun sering menyampaikan dakwahnya berupa perumpamaan untuk memudahkan pemahaman para jamaahnya. Akan tetapi, tidak mengurangi norma-norma  ke-Islaman ketika menyampaikan dakwahnya. “Jamaaahh...Oohh...Jamaah...Alhamduuulillah...!”
Intonasi dan gerakan sangat sesuai dan juga ber-irama unik, hal itu merupakan salah satu daya tarik dari seni Ustadz Maulana, beliau pandai memanfaatkan kata-kata biasa menjadi kreatif. Retorika dakwahnya sangat cocok untuk semua umur. Ustadz Maulana juga merupakan Ustadz yang berkarakter, karena setiap ceramah/dakwahnya selalu saja menambah wawasan pemirsanya, selain itu juga sangat menghibur.
Ketika saya mendengar dakwah beliau, saya tidak merasa jenuh sama sekali, retorika yang beliau gunakan secara tidak langsung seperti menarik penonton untuk terus menonton ceramahnya, materi yang disampaikan juga tidak jauh dari kehidupan sehari-hari. Sangat baik untuk kehidupan sehari-hari, jadi intropeksi diri dan adanya perubahan sikap dalam diri saya. Ibu Hariyati juga mengatakan bahwa, retorika adalah seni dalam menyampaikan informasi, Ustaz Maulana mampu membawa seni itu ke dalam dakwahnya dengan baik, sehingga mampu menarik perhatian dan mempengaruhi khalayak. Jadi Retorika dakwah Ustaz Maulana berhasil membuat para jamaah untuk terus mendengarkan dakwahnya. Sangat baik dan saya rasa sangat efektif sekali seni penyampaiannya, saya pribadi merasa berkesan dan jadi sering mendengar dakwah beliau dari pada dakwah Ustaz lain. Saya rasa bukan hanya saya saja yang tertarik dengan dakwah beliau, banyak masyarakat diluar sana yang sama pendapat dengan saya bahwa beliau itu berbeda dan menarik perhatian. Selain itu juga tema yang beliau sampaikan juga tentang keseharian kita sebagai hamba Allah yang tidak jauh dari kesilapan. Bagus sekali pengaruhnya untuk masyarakat, sehingga isi dakwahnya menjadi pedoman dan peringatan untuk para pendengar. apa yang didengar pasti diusahakan jadi pelajaran, apalagi ini tentang hukum Allah. Kalau menurut saya selain unik retorika yang Ustaz Maulana gunakan itu luar biasa menariknya, karena seni bicara beliau itu sangat berkesan, sangat menarik perhatian masyarakat, makanya saya jadi tertarik menontonnya. tujuan menonton dakwah untuk menambah wawasan keislaman. Jadi, dakwah beliau sangat tepat sekali karena cepat dicerna otak, bahasa yang yang digunakannya pun seimbang dengan masyarakat biasa.
Ibu Nurazizah dan Reza Fahlevi mengatakan bahwa retorika Ustaz Maulana membuat semua yang mendengar menjadi ketagihan dan tertarik untuk selalu mengikuti acara yang dibawakan oleh Ustaz Maulana, pengaruhnya sangat positif, selain bahasanya mudah dipahami juga dapat memberikan wawasan keislaman lebih gampang tanpa harus menghadiri majlis ta’lim atau sejenisnya. Masyarakat lainnya mengatakah bahwa ustaz Maulana mempunyai trik sendiri dalam menarik para penonton ceramahnya, baik penonton yang berasal dari kalangan remaja maupun dewasa, beliau bisa membuat semua khalayak menjadi tertarik dan tidak jenuh dalam menikmati dakwahnya dengan menggunakan retorika yang bernuansa gurauan dan nilai humor yang positif. Dengan begitu, Ustaz Maulana mudah sekali mengikat emosional para jamaahnya dengan menampilkan hal yang berbeda dengan Ustaz lainnya. Sehingga jamaahnya terbawa emosi untuk terus memperbaiki diri. Berikut wawancaranya: Menurut saya bagus sekali, cara beliau menyampaikan ceramahnya tidak monoton dan kaku, selain gaya ceramahnya yang unik, materi yang disampaikannya berbeda setiap harinya dan penonton tidak merasa bosan. Itulah salah satu tujuan saya menonton ceramahnya.93 Beliau memiliki gaya bicara (retorika) yang berbeda ketka menyampaikan dakwahnya, dengan irama bicaranya yang unik membuat penonton tertarik untuk mendengar ceramah beliau. Dengan tingkah beliau yang begitu jenaka membuat saya tertarik untuk selalu mendengarkan ceramahnya di tv dan ada untungnya juga, wawasan saya jadi bertambah.94 Kalau menurut saya cukup menarik, berbeda dengan Ustaz yang lain, ustazd ini lebih pandai mengajak jamaahnya dengan menyelipkan humor dalam ceramahnya. Dalam menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami, kata-kata yang ringan dan dapat kita amalkan. Setelah saya mendengarkan ceramah Ustaz saya ingin memperbaiki ahklak saya dan berubah menjadi lebih baik lagi. Menurut Supratman, seorang pembicara yang baik seharusnya menyadari beberapa kemungkinan yang terjadi, seperti pendengarnya mengerutkan dahi sebagai tanda bahwa pembicaraannya tidak dapat dipahami dan kurang komunikatif serta pendengarnya itu gelisah, tidak sabar, dan ingin pembicaraannya segera diakhiri. Pembicara sebaikknya menyadari bahwa pembicaraannya itu mengesankan atau tidak berbekas. Pembicara sebaiknya memiliki kadar daya tarik, kadar daya mengasyikkan dan kadar kesan yang tinggi. Itulah yang sering dilakukan Ustaz Maulana, disetiap dakwahnya beliau semaksimal mungkin membuat para jamaahnya untuk tidak merasa jenuh.
Seperti yang dimaksud oleh beberapa informan berikut: Beliau hebat, seni berbicaranya disukai banyak orang, kalau menurut saya retorika yang beliau gunakan dalam menyampaikan dakwahnya berhasil, kadang-kadang lucu, kadang-kadang bisa membuat kita sedih, beliau bisa masuk ke kalangan jamaah mana saja, sangat berbeda dengan Ustaz lainnya, yang hanya bepaku kepada satu kalangan jamaah. Gerak-geriknya, intonasi nada suara yang mau nangis, itu menarik bagi saya. Sangat mempengaruhi emosional pemirsa. Itu bagian dari retorika juga. Seni penyampaiannya mampu mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat, itu artinya Ustaz Maulana berhasil menggunakan retorika yang bagus dan efektif. Saya sendiri pertama kali nonton ceramahnya tidak merasakan bosan terhadap materi yang disampaikan, sebab beliau menggunakan bahasa yang kocak, dan mampu menarik perhatian para pendengar ceramahnya, itulah bagian dari besarnya pengaruh seni penyampaian (retorika) yang beliau gunakan Menurut Ibu Neneng Sofriani dan ibu Annisa tidak hanya retorika yang cukup menarik perhatian pemirsanya, namun Ustaz Maulana juga menggunakan teknik persuasi yang sangat bagus, beliau mampu mengubah perilaku dan sikap para jamaahnya menjadi lebih baik sesuai dengan dakwah yang beliau sampaikan. Ketika melakukan persuasi, perhatian kita dapat terpusat pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan sasaran persuasi, atau pada upaya mengajak mereka untuk bertindak dengan cara tertentu dimana yang dikehendaki dalam persuasif adalah perubahan perilaku, keyakinan, dan sikap yang lebih mantap seolah- olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri dan jelas Ustaz Maulana sudah melakukan itu. Berikut wawancaranya: Retorikanya sangat bagus, karena cara penyampaiannya tidak hanya menggunakan kata-kata tapi juga menggunakan gerakan tubuh lainnya, seperti gerakan tangan misalnya, itu sangat mempengaruhi ketertarikan para jamaahnya, jadi efek dari retorika itu sendiri saya jadi ketagihan menontonnya dan dengan menenonton dakwah Ustaz maulana jadi bisa mengulang kembali apa yang pernah kita pelajari dulu. Beliau membahas tema yang tidak jauh untuk kehidupan sehari-hari.
Seni yang digunakan Ustaz Maulana cukup menarik perhatian para pemirsanya termasuk saya, beliau berhasil melakukan persuasif dengan baik, sehingga dapat mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang, namun saya tidak menyukainya. persuasif yang dilakukan menarik, namun beliau terlalu sering mengajak audien untuk menangis. Jadi beliau terkesan sedang acting. Tapi ilmu yang beliau sampaikan mengena di hati saya pribadi. Berbeda dengan Ibu Herlina, menurut pendapatnya retorika yang dilakukan oleh Ustaz Maulana dalam menyampaikan informasi keislamannya tidak baik dan kurang beretika dalam berdakwah. Berikut wawancaranya:
Saya rasa seni ataupun retorika yang beliau gunakan dalam berdakwah sama sekali tidak baik, terlalu berlebihan bisa dibilang lebay, karena ini dakwah, dan dakwah itu kok dibuat senda gurau, memang bisa sekalian menjadi hiburan dan dapat menarik perhatian pemirsanya, tapi ini dakwah lho, jangan lah dibuat main-main. Pendapat yang sama juga dikemukakan Simon Ali, retorika yang Ustaz Maulana gunakan dalam berdakwah kurang baik dan terlihat tidak berwibawa dalam menyampaikan ilmu keagamaan, seperti mempermainkan agama islam. Beliau terlalu kreatif, jadinya terkesan berlebihan, memang beliau menggunakan retorika yang berbeda dengan Ustaz yang lain, tapi setidaknya jangan lebay dan seperti tidak punya wibawa sebagai seorang Ustaz, kalau menurut saya beliau aneh dan sama sekali tidak menarik. Apalagi kalau bicara tentang seni berbicara, beliau terkesan membuat-buat dan tidak apa adanya, seperti meremehkan islam, jadi saya tidak menyukainya. Syahrial Fitra juga mengungkapkan hal senada, dimana menurutnya Ustaz Maulana ketika berdakwah seperti tidak bersungguh-sungguh dan terkesan menyepelekan apa yang disampaikannya.
Berikut wawancaranya: Memang beliau melakukan seni dalam berdakwah, saya akui itu. Tapi tidak bersungguh-sungguh, seperti main-main. Dakwah seharusnya dibuat serius dan tidak diremehkan. Dari hasil wawancara diatas, disebutkan bahwa kunci suksesnya dakwah bergantung pada da’i. Apabila da’i adalah orang yang telah mempuyai reputasi, loyalitas dan semangat yang baik serta sifat-sifat yang lain yang terpercaya, da’i akan mampu untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan persuasi agar ketika diajak bicara tertarik, memahami, kemudian tergerak pada perbuatan atau tindakan yang dikehendaki. Ustaz Maulana adalah salah seorang da’i yang mempunyai semangat.
Retorika yang dilakukan oleh Ustaz Maulana dalam menyukseskan dakwahnya dinilai berhasil dan mampu mempengaruhi para jamaahnya dengan baik. Selain itu Ustaz Maulana juga melakukan teknik-teknik yang mampu memberikan pengaruh efektif kepada jamaahnya. Namun tidak semua informan (masyarakat Gampong Baet) menyukai seni atau retorika yang beliau lakukan dalam berdakwah.
·      Pengaruh retorika dakwah Ustaz Maulana Berdasarkan hasil wawancara yang penulis peroleh dengan masyarakat Gampong Baet Kecamatan Baitussalam Aceh Besar, penulis mendapati pengaruh retorika yang dilakukan Ustaz Maulana dalam berdakwah sangatlah bagus dan menarik perhatian masyarakat Gampong Baet Kecamatan Baitussalam, berikut wawancara dengan ibu Fitri Daningsih: Pengaruh retorika yang Ustaz Maulana lakukan efektif sekali, apalagi terhadap perubahan spiritual keagamaan, disebabkan beliau pandai dalam mengolah kata supaya mudah diterima oleh mad’unya, dengan retorika itulah terbukti saya pun yang tadinya kurang tertarik dalam mendengarkan dakwah di televisi, sekarang seperti ketagihan dan sudah jadi suatu keharusan dalam mendengarkan dan mengamalkan dakwah beliau, yang tadinya saya kurang peka terhadap hal-hal kecil yang dilarang dalam agama sekarang saya tinggalkan.
Retorika merupakan seni mengolah kata, jadi seorang da’i dituntut untuk pandai dalam mengolah kata dengan tujuan untuk mengajak mad’unya mendengarkan apa yang disampaikannya sangat jelas dibutuhkan keahlian khusus, tidak hanya mampu mengolah kata saja, tetapi juga mampu menarik minat pendengar.
Hal inilah yang selalu dilakukan Ustaz Maulana, beliau mampu menghipnotis para mad’unya (tempat). Tidak hanya itu, beliau juga sangat ahli dalam mempengaruhi perilaku para jamaahnya, seperti yang dikatakan oleh beberapa masyarakat Gampong Baet berikut ini:
Menurut saya sangat bagus dan menarik perhatian mad’u, dampaknya untuk diri saya selain jadi lebih intropeksi diri, adanya perubahan sikap lebih baik. Menurut saya, dampak dan pengaruh dari cara beliau dalam menyampaikan dakwahnya sangat posiitif sekali, bukan hanya sekedar tertarik mendengarkan ceramahnya tetapi terbukti tingkat ibadah saya jadi lebih baik, tingkat silaturrahmi saya dengan sesama jadi semakin dekat. Itu artinya nilai spiritual membaik.
Berbicara tentang pengaruh retorika dalam dakwah, pastinya retorika itu sangat berpengaruh, apalagi Ustaz Maulana, beliau memang sangat bermain dengan seni dalam menyampaikan dakwahnya, entah itu berupa selipan humor, yang pasti retorika beliau sangat menarik perhatian masyarakat, Karena saya rasa beliau berdakwah menggunakan bahasa yang mudah dicerna pikiran masyarakat yang kelas sosialnya rendah, bahkan siapa saja, tidak sedikit setelah mendengarkan ceramah beliau ingin berubah menjadi lebih baik, termasuk saya. Acara Islami yang dipandu Ustaz Maulana seringkali memberi sentuhan rohani kepada penontonnya, dengan memberikan pencerahan dan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik lagi dan tema-tema yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat para informan juga setuju, setelah menonton dakwah Ustaz Maulana dapat memberikan perubahan baginya. Seperti ibu Syahrani Sitoru menyatakan bahwa:108 Ketika saya nonton dakwah Ustaz Maulana,banyak saya dapatkan ilmu, dan salah satu yang membuat saya sering menyaksikan dakwah beliau karena beliau berdakwah bukan hanya sekedar berbicara dan menyampaikan saja kepada masyarakat, tapi seolah-seolah menarik masyarakat untuk benar- benar mendengarkan isi ceramahnya dan secara tidak langsung mad’u seakan- akan terpengaruhi omongannya dengan mengamalkan langsung apa yang sudah didengar dari dakwah yang beliau sampaikan dan ini adalah pengaruh dari cara beliau, kepandaian berbicara beliau. Alhamdulillah dengan menonton ceramah Ustaz Maulana membuat saya lebih memperbaiki keimanan saya dan terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Hal senada juga disampaikan ibu Haryati, menurutnya selain memberikan motivasi tentunya membuat semakin cerdas akan wawasan dan pengetahuan tentang keislaman yang didapat dari dakwah Ustaz Maulana. Ini sangat menyentuh dan tepat dengan lingkungan kita terutama. Berikut wawancaranya: Ustaz Maulana menggunakan seni Berbicara yang bagus, tentunya baik sekali pengaruhnya terhadap para penikmat dakwah beliau, sehingga isi dakwahnya jadi pedoman dan peringatan buat pendengar, sangat menyentuh sekaligus memberi motivasi khusus untuk para jamaahnya dan apa yang didengar pasti diusahakan jadi pelajaran, apalagi ini tentang hukum Allah. Seperti yang diungkapkan Reza Fahlevi retorika dakwah Ustaz Maulana memang sangat berpengaruh terhadap minat penonton dalam menyaksikan dakwahnya. Selain itu mampu mengubah sikap maupun perilaku jamaahnya. Sangat berpengaruh karena ceramahnya bukan hanya menyampaikan ilmu agama, tetapi juga sangat menghibur, sehingga ketertarikan untuk mendengar ceramah beliau sangat tinggi. Tentu banyak sekali perubahan setelah mendengar ceramah, karena cermah beliau mudah diterima oleh berbagai kalangan mad’u. Hal yang sama juga diungkapkan Ibu Irmawati bahwa cara Ustaz maulana dalam menyampaikan dakwah memang sangat berpengaruh, dimana beliau dalam memberi nasehat-nasehat sangat menyentuh jiwa dan perasaan individu sehingga mampu membuat individu itu merenung sehingga membuat jamaahnya menangis karena mengingat akan dosa-dosanya. Berikut hasil wawancaranya: Salah satu cara Ustaz Maulana dalam mempengaruhi mad’u dalam berdakwah adalah ketika beliau memimpin do’a, beliau seakan-akan merasa sangat berdosa sehingga menangis, itu adalah seni beliau dalam mempengaruhi jamaahnya untuk merenungkan kehidupan sekejap, terbukti berhasil dan banyak jamaah yang menangis dibuatnya. Jangan bicara jamaah yang lain, saya sendiri jadi lebih introspeksi diri. Namun berbeda dengan Ibu Neneng sofriani yang menyatakan bahwa dakwah Ustaz maulana sangat berpengaruh dikalangan masyarakat, baik itu kalangan orang dewasa maupun anak-anak. Anak-anak senang dan bisa meniru retorika dakwah Ustaz maulana untuk dipraktek dalam keseharian pidato anak-anak. Berikut hasil wawancaranya: Sangat berpengaruh, karena dari yang saya pernah liat penonntonnya tidak hanya dari kalangan orang dewasa saja tapi ada juga dari kalangan anak- anak. Dan waktu kita mendengarnyapun seni dalam menyampaikan ceramah itu sangat menarik sehingga mampu membuat yang mendengar sampai menangis. Setelah saya menonton siaran dakwah ustad maulana, adanya niat dalam hati untuk berubah. Masyarakat yang lain menyatakan bahwa retorika merupakan salah satu cara terbaik untuk medukung suksesnya proses dakwah yang dilakukan oleh para pelaku dakwah (da’i), seorang da’i harus mampu mendramatisasi (membuat jamaah merasa tertarik) terhadap da’i, Ustaz Maulana mampu melakukannya dengan baik dan berhasil membuat jamaahnya tertarik. Berikut wawancaranya: Iya tentu retorika sangat berpengaruh terhadap berhasilnya proses dakwah, Ustaz Maulana melakukannya dengan baik. Saya sendiri bukan jenis orang yang suka menonton acara Islami di TV, tapi ketika saya menyaksikan.
Apa yang disampaikan beliau di Televisi saya merasa tertarik dan kembali menyaksikan dakwah beliau di waktu selanjutnya. Menurut hasil wawancara diatas, retorika dakwah Ustaz Maulana sangat berpengaruh terhadap masyarakat Baet kecamatan Baitussalam Aceh Besar, tidak hanya membuat masyarakat tersebut tertarik untuk mendengarkan dakwah saja, namun juga dapat mengajak para jamaahnya menuju jalan Allah dan dapat mengubah spiritual jamaahnya. Dengan demikian Ustaz Maulana berhasil mempengaruhi para jamaahnya dengan menggunakan retorika baik dan menarik.
§  Pembahasan dan Analisis
1. Dakwah Ustadz Maulana
Setiap bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Oleh karena itu, seorang pembicara hendaknya mampu mendramatisasi atau membuat jemaah merasa tertarik terhadap pembicara. Dengan kata lain seorang pembicara harus mampu melakukan seni berbicara (retorika) yang menarik. Menurut Walter Fisher, setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytellig). Jika seseorang mampu bercerita, sesungguhnya ia mempunyai potensi untuk berceramah dan menjadi muballigh. Sama halnya dalam melakukan aktivitas dakwah dibutuhkan retorika-retorika yang dapat membuat dakwah seseorang lebih menyentuh, efisien dan efektif, terutama dalam menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam, sehingga retorika yang baik harus dikuasai oleh seseorang yang hendak berdakwah.
Retorika yang dilakukan oleh Ustaz Maulana sangat efektif dikarenakan Ustaz Maulana selain menggunakan retorika dakwah yang yang menarik beliau juga mennggunakan metode dakwah al Mau’idzah al-Hasanah dan metode al-Mujadalah, dimana Ustaz Maulana ketika berdakwah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan cara yang baik dan menyentuh perasaan, lurus dipikiran, menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau menyebutkan kesalahan pendengarnya sehingga pihak objek dakwah denga rela hati atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikannya. Kemudian ustaz Maulana dipenghujung ceramahnya menggunakan metode Tanya jawab dan berdiskusi (al-Mujadalah) dengan para jamaahnya. dan mampu membuat para jamaah menyentuh hati dan dapat dengan mudah mempengaruhi jamaah yang mendengarkan dakwahnya.

Keefektifan berbicara Ustaz Maulana sangat dipengaruhi oleh beberapa unsur berikut:
a. Penempatan Tekanan Nada (intonasi)
Intonasi merupakan sebuah daya tarik dalam menyampaikan dakwah. Dimana intonasi itu sendiri sama halnya dengan kesesuaian penempatan nada dalam berbicara, kesalahan dalam penempatan nada ketika berbicara berakibat pada kurang jelasnya isi dan pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar. Jika penyampaian materi pembicaraan datar, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan mengurangi keefektifan berbicara. Namun Ustaz Maulana melakukannya dengan bagus dan tertata, dimana beliau menggunakan intonasi berbicara yang mampu membuat jamaahnya tidak merasa bosan, dakwah yang disampaikannya berhasil menarik perhatian penontonnya dan penontonnya menjadi senang, tertarik dan terus mengikuti dakwahnya. Sehingga dapat memberi pengaruh dan kepuasan para penontonnya. Intonasi suara Ustaz Maulana sangat sesuai dengan pesan yang disampaikannya. Penghayatan yang Ustaz Maulana lakukan sangat tepat dan sering kali penuh penjiwaan ketika menyampaikan pesan-pesan yang bernuansa serius. Namun ketika menyampaikan pesan yang bernuansa humor, intonasi suara Ustaz Maulana juga disesuaikan.
b. Gaya Bahasa (gaya bicara)
Kesan pertama dalam berbicara sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembicaraan berikutnya. Untuk itu seorang pembicara dituntut untuk memiliki gaya bicara yang menarik dan mendukung. Dimana cara pengungkapan pikiran melalui pembicaraan secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pembicara. Pada hakikatnya, gaya bicara merupakan teknik pemilihan ungkapan bahasa yang dianggap dapat mewakili sesuatu yang akan disampaikan atau diungkapkan. Gaya bicara merupakan salah satu faktor terpenting dalam retorika. Gaya bicara yang menarik menyebabkan proses penyampaian berjalan lancar, terutama ketika dilakukan dalam berdakwah. Dimana berdakwah adalah mengajak sesorang untuk menuju jalan yang lebih baik, tentunya gaya berbicara seorang da’i sangat penting. Ustaz Maulana melakukannya dengan efektif, beliau menggunakan gaya bicara dengan konten lucu dan menghibur. Ustaz Maulana juga memiliki gaya bicara yang humoris, para penontonnya menganggap itu adalah daya tarik dari retorika dakwah beliau. Humor dapat menghidupkan dakwah yang disampaikan dan memberi kesan yang tidak terlupakan bagi para pendengar. Humor dapat menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian yang lebih besar pada dakwah selanjutnya. Ustaz Maulana berhasil melakukan dan menyelipkan humor yang bagus dan menarik perhatian penontonnya. Jadi gaya bicara Ustaz Maulana sangat menarik perhatian para jamaahnya, disebabkan cara beliau menyapa jamaahnya dengan kalimat jamaah oohh jamaaah sangat unik dan menyenangkan. Selain itu, unsur- unsur lucu yang digunakan pun bersifat ringan sangat menyentuh hati para jamaahnya. Gaya bicaranya bernada lembut dan sama sekali tidak kasar. Kemudian bahasa tubuh yang digunakan juga sangat mendukung terhadap pesan yang disampaikannya.
c.  Materi Dakwah Materi
Merupakan faktor utama dalam berdakwah, tanpa materi yang baik, akan terjadi berbagai hambatan dan kesulitan dalam proses dakwah. Materi dakwah yang sesuai dengan situasi dan kondisi para mad’u akan menentukan keberhasilan dakwah. Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi dan lingkungan tertentu. Seorang pembicara harus mampu membaca situasi lawan bicaranya, sama halnya ketika melakukan aktivitas dakwah. Seorang da’i harus mampu membaca situasi lingkungan mad’unya. Hal tersebut yang dilakukan oleh Ustaz Maulana, beliau mampu mempengaruhi mad’unya (penontonnya) dengan materi yang disampaikannya sangat sesuai dengan lingkungan mad’unya. Beliau memilih tema/materi yang sesuai dengan situasi dan kondisi mad’unya.
d. Gerak-Gerik Dan Mimik
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dalam pembicaraan dapat mendukung dan memperjelas isi pesan yang akan disampaikan. Akan tetapi, gerak-gerik dan mimik ini akan menjadi gangguan dalam berbicara apabila dilakukan secara berlebihan. Gerak-gerik dan mimik harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan yang disampaikan, serta disesuaikan dengan perasaan hati yang terkandung dalam isi pesan pembicaraan yang dilakukan. Adapun mimik adalah ekspresi wajah yang berhubungan dengan perasaan yang terkandung dalam hati. Agar pembicaraan dapat menyenangkan, usahakan mimik menarik dan memikat, salah satunya dengan banyak tersenyum. Gerak tubuh (gerak-gerik) Ustaz Maulana sangat lincah dan selalu disesuaikan dengan pesan yang disampaikannya. Maka dari itu Ustaz Maulana selalu saja sukses menarik perhatian penonton untuk menyaksikan ceramahnya.
e. Sikap Yang Wajar Dan Tidak Kaku
Kesan pertama dalam berbicara sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembicaraan. Untuk itu, seorang pembicara dituntut untuk bersikap wajar, tenang dan tidak kaku. Sikap dalam berbicara juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang ada pada saat melakukan pembicaraan atau menyampaikan pesan dalam berpidato. Sikap yang wajar dan tidak kaku dapat menambah kepercayaan pendengar kepada pembicara. Salah satu cara untuk memunculkan sikap tersebut adalah penguasaan materi berbicara oleh pembicara. Maka dari itu, Ustaz maulana sudah melakukannya dengan sangat bagus. Beliau sama sekali tidak kaku dalam berekspresi ketika menyampaikan dakwahnya. Dengan bersikap seperti orang biasa dan menyesuaikan dirinya dengan para jamaahnya. Hal inilah yang membuat jamaahnya tidak ingin beranjak ketika menonton ceramahnya di Televisi.
2. Pengaruh Retorika Dakwah Ustaz Maulana
Sebagaimana dakwah adalah sarana komunikasi menghubungkan, memberikan dan menyerahkan segala gagasan, cita-cita dan rencana kepada orang lain dengan motif menyebarkan kebenaran sejati, jelas retorika sangat dibutuhkan dalam menyampaikan dakwah. Pengaruh dari retorika sangatlah besar dalam keberhasilan suatu dakwah, Ustaz Maulana berhasil melakukan dan menerapkan retorika yang baik saat berdakwah, terbukti dari hasil wawancara penulis dengan beberapa informan pengaruh dari retorika Ustaz Maulana terhadap masyarakat Gampong Baet Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar meliputi:
a. Kesadaran Diri Kesadaran diri
proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi kita dengan orang lain. Dengan adanya kesadaran diri akan mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi diri, orang lain, dan kinerja mereka. Kesadaran diri lebih jauh lagi bisa dikaitkan dengan pemahaman seseorang akan nilai-nilai dan tujuan diri. Seseorang yang sadar diri tahu kemana arah yang akan ia tuju. Keputusan yang diambil oleh orang dengan kesadaran diri tinggi akan cenderung selaras dengan nilai- nilai yang mereka anut sehingga membuat mereka bekerja dengan semangat tinggi. Sebaliknya orang yang kurang sadar diri akan sering diombang-ambingkan oleh konflik dan motif tersembunyi. Tetapi kesadaran diri yang penulis maksud disini adalah hasil dari pengaruh retorika yang dilakukan Ustaz Maulana ketika menyampaikan dakwahnya, beliau mampu mempengaruhi kesadaran diri masyarakat Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar dengan efektif. Sehingga masyarakat Gampong Baet merasa terpengaruh oleh dakwah Ustaz Maulana. Sehingga merasa sadar dan tersentuh hatinya ketika Ustaz Maulana meminpin do’a dan merenungkan dosa-dosa yang telah diperbuat. Misalnya, mengurangi rasa malas bersilaturrahmi. Masyarakat Gampong baet merasa silaturrahmi sangat penting dalam bermasyarakat apalagi sesama umat muslim.
b. Mendapatkan Wawasan Ilmu Keislaman
Selain adanya kesadaran diri masyarakat Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam, retorika dakwah Ustaz Maulana juga mampu mempengaruhi wawasan keislaman masyarakat tersebut. Maksudnya, Ustaz Maulana tidak hanya sekedar menyampaikan saja, tetapi mampu mempengaruhi dan menambah wawasan ilmu keislaman jamaahnya. Contohnya, mengetahui banyak hal tentang Islam, mengetahui sesuatu yang dihalalkan dan yang diharamkan.
c. Menyentuh Hati Keberhasilan suatu dakwah
Ketika para mad’u merasa dirinya berada dalam situasi cerita yang disampaikan oleh da’i. Seorang da’i harus mampu mengajak dan mempengaruhi emosional mad’unya ketika menyampaikan dakwah. Sehingga perubahan spiritual mad’u seperti sudah menjadi kewajiban. Retorika dakwah Ustaz Maulana mampu mempengaruhi emosional jamaahnya. Dengan demikian Ustaz Maulana bisa membawa jamaahnya kepada jalan yang baik dengan mudah. Misalnya, dari ceramah Ustaz Maulana, apa yang disampaikan beliau memang benar berdasarkan Al-quran dan Hadist masyarakat merasa perlu memperbaiki diri dalam menjalankan hidupnya. Itu artinya, masyarakat tersentuh hatinya untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan shalat lima waktu tidak boleh ditinggalkan.


d. Memotivasi dan menghibur diri
Salah satu tujuan seseorang mendengar dakwah agar dapat memberikan motivasi dan dukungan dalam menjalani hidup yang lebih baik. Sama halnya dengan masyarakat Gampong Baet, Kecamatan Baitussalam. Setelah mendengar dakwah Ustaz Maulana, masyarakat Gampong Baet merasa termotivasi untuk beramal shaleh dan selalu berbuat baik terhadap sesama. Contohnya, membantu urusan duniawi seperti halnya memberi makanan kepada tetangga rumah (jiran). Tidak hanya itu, pengaruh yang didapatkan dari retorika dakwah Ustaz Maulana selain dapat memotivasi diri juga merasa terhibur. Contohnya, dengan humor yang Ustaz Maulana ciptakan dakwahnya menjadi tidak membosankan dapat menjadi hiburan yang bagus dan Islami. Berdasarkan hasil analisis peneliti melihat bahwa, golongan mad’u yang bayak didapatkan dalam penlitian ini adalah kaum ibu-ibu, remaja tingkat akhir dan orang dewasa (simpati aktif), mereka berpendapat bahwa retorika dakwah Ustaz Maulana sangat efektif dan menarik. Dimana beliau mampu menarik perhatian jamaahnya dengan gaya-gaya tertentu. Kemudian masyarakat merasa tertarik untuk menonton dakwahnya disetiap jam tayangnya, bahkan berkali-kali. Sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi jiwa masyarakat, terutama bagi kaum ibu-ibu dan remaja tingkat akhir. Dimana mereka merasa Ustaz Maulana mampu berbaur dengan kalangan jama’ah mana saja, tidak hanya berpaku pada kaum dewasa saja. Tetapi golongan mad’u yang sifat keagamaannya lebih religius (golongan petani dan pedagang) mereka berpendapat bahwa dakwah Ustaz Maulana sederhana, karena ketika menyampaikan dakwahnya Ustaz Maulana menggunakan umpama-umpama yang dapat dengan mudah dipahami.[5]



Berikut foto-foto terbaru yang berhasil dihimpun dari berbagai media sosial Ustad Maulana





Daftar Pustaka

http://news.universitasazzahra.ac.id/ustadz-sederhana-mnur-maulana
http://makassar.tribunnews.com/2015/04/12/ibu-ustadnur-maulana-meninggal
http://www.banguninspirasi.com/2013/08/kisah-hidup-ustad-maulana.html





[1] http://news.universitasazzahra.ac.id/ustadz-sederhana-mnur-maulana/21-04-2018/12:45
[2] http://www.katailmu.com/2011/03/biografi-ustadzmuhammad-nur-maulana.html/21-04-2018/12:55
[4] http://makassar.tribunnews.com/2015/04/12/ibu-ustadnur-maulana/21-04-2018/15:30
[5] http://makassar.tribunnews.com/2015/04/12/ibu-ustadnur-maulana/21-02-2018/22:55

Tidak ada komentar:

sample terbang banjari.zip + yaa makkatal asyroofi cover banjari "ayo sholawat"

ya makkatal asyroofi by: mahasiswa uinsa-ma'had annur wonocolo 1. husni hamdani (gresik) 2. m. rizkillah (pacet, mojokerto) 2...