Breaking

Selasa, 31 Juli 2018

Sufisme dan Modernitas di Turki - Modernitas dan Spritualitas Islam dalam Jaringan Baru Sufi Indonesia



Sufisme  dan Modernitas di Turki


Pada masa tersebut daerah turki dalam kekuasaan kedinatian Turki Utsmani. Pada masa tersebut secara kepemimpinan langsung dipimpin. Yang mana pada daerah Turki sendiri menurut saya sama halnya dengan yang ada pada Nusantara khusunya pada daerah Indonesia. Pada daerah tersebut tarekat menjadi suatu gagasan atau topik utama dari lain sebagainnya. Tarekat pada saat zaman tersebut lebih-lebihnya berfokuskan pada tiik segi politik , sosial, dan ekonomi. Dan pada sat waktu tersebut dimana zaman Ustmaniyyah tarekat sufi tersebut sekan-akan bergerak secara sembunyi-sembunyi, lantas sesuadh Turki melihat bahawasannya latar belakng dari turki sendiri berawal dari berdirinnya Ustmaniyyah atau Turki Ustmani maka Tarekat Sufi tersebut berusaha dalam memasuki pada era Uni Eropa.

Modernitas dan Spritualitas Islam dalam Jaringan Baru Sufi Indonesia


Dalam tradisi sufi Indonesia, baynak mengalmi hal-hal sasaran pembatasan ganda disaat abad ke-20. Dari dlam komunitas muslim lokal oleh kaum modernis dan dari kalangan luar oleh ilmuwan sosial untuk menguji teori-teori kasus di Indonesia. Kaum modernis Hindia, Belanda yang mengalami peralihan pada abad ke-20 yang di ilhami oleh para pembaru kawasan di Timur Tengah. Meskipun sejumlah pembaru modernis di Timur Tengah tetap mengapresiasi  tradisi Sufi di Hindia Belanda tarekat menjadi sasaran kritik. Dikarenakan dituduh kaum sufi banyak melakukan kesyirikan. Karena menganggap mursyidnya sebagai Tuhan ke 2. Dan kaum sufi banyak memepercayai dewa lokal dan banyak adat istiadadt yeng menentang syari’at Islam. Dan mereka dituduh terlalu berlebihan dalam menghormati gurunnya atau syekhnya sehingga menyimpang dari ajaran tauhid.
Selanjutnya abad ke 20 banyak pengamat yang sangat berpengaruh tentang masyarakat muslim. Tentang msayarakat musim yang memandang sufisme islam sebagai sebuah marginalisasi bagi masa depan. Dalam pandangan kaum modernisme sufisme dipastikan akan pudar mengingat perubahan sosial modernisme sangat membantu pergantian ritual emosional sufi dan praktik mistik  dengan skriptualisme dengan para ulama ahli fiqh (fuqaha) dan mufasir yang berpusat di kota.
Bagi kaum Urban awm yang memiliki kecenderungan modernis, ciri-ciri tarejkat yang tidak menarik itu bukanlah sekedar dugaan penyimpangan doktrinanya. Popularitas, spitualitas sufi yang mengejutkan belakangan ini di Indonesia terutama dikalangan kelas menangh dan atas muslim terdidik dan taat, menantang kita untuk memahami bagaimna kaum muslim modern dapat mengatasi setidak-tidaknya sebagaian penilaian negatif oleh generasi sebelumnnya.
Analisa

Dilihat pada kedua ertikel atau text diatas, dapat dianalisisi bahwasannya kedua hal tersebut berkaitan dengan sebuah taerekat dalam sebuah urban. Yang mana kedua hal tersebut jika dilihat pada segi tarekat yang berkembang merupakan suatu hal yang sangat diagung-agungkan oleh para sufi, sehingga menimbulkan suatu kesimpulan yaitu tarekat sebgai tuhan ke dua atas para sufi. Dari dampak itulah pada segi Indonesia tarekat tersebut agak sedikit mengalami suatu permsalahan terkait atas perisitiwa itu sedangkan pada segi Turki, tarekat sufi yang berkembang pada saat itu dengan suatu metode sembunyi-bunyi unutk memasuki wilayah dari uni eropa yang berpusat pada segi sosial, ekonomi dan politik. Dan jika dilihat pada zaman sekarang atau zaman millenil tarekat tersebut mengalami suatu perubahan yang mana perubahan tersebut mengarah pada segi media dalam pembelajaran, jika dilihat padazaman klasik dan kontemporer tarekat tersebut lebih berfokus pada segi amalan serta pada kontemporer tetap sama cuman sudah mulai berbaur dengan masyarakat disekitar khsusunya pada daerah kota yang keduannya berintikan sama dalam hal konsep cuman dalam segi pembelajaran atau media tersebutlah yang mengalami perubahan dengn menyesuaikan zaman yang ada.


Tidak ada komentar:

sample terbang banjari.zip + yaa makkatal asyroofi cover banjari "ayo sholawat"

ya makkatal asyroofi by: mahasiswa uinsa-ma'had annur wonocolo 1. husni hamdani (gresik) 2. m. rizkillah (pacet, mojokerto) 2...