Breaking

Selasa, 09 Juli 2019

Menyapa sepelenya Rp 60 utk para mahasiswa

Belajar Melek  Ekiosistem Ladang Hijau


Sesuatu yang sangat menarik untuk dibahas saat ini adalah kritik fungsi  60ribu. Bukan alasan untuk menggugat dan menghakimi, tetapi karena banyak elemen mahasiswa yang tidak “percaya” terhadap kinerja uang, terutama pada pembahasan Bus yang penuh dengan ilusi dan manipulasi. Seolah olah segalanya sudah real dan banyak yang masih berkeluh kesah tentang kejelasan anggaran. Inilah yang dinamakan percaya oleh nada dongeng, yang terlatarbelakangi manipulatif.

Menurut sutong sambil ngopi di pojokan kamar (16-15), menerangkan bahwasabnya “anggaran sesungguhnya adalah “ruh” suatu bangsa” lebih-lebih jiwa pemburu ukt yang susah payah menyerukan keringatnya demi sesuap ilmu pembawa gelar dibelakang nama. Artinya anggaran sebagai hal yang vital dalam sebuah ekosistem KKN, dimana bila keadaan anggaran dikuasai oleh beberapa orang saja tanpa ada POTRET aktion dari mahasiswa, maka tidak dapat dihindarkan bahwa Indonesia telah menjadi sebuah negara seperti tirani dan ekosistem akademik yang kurang bisa dijadikan kiblat.

Disisi lain daripada hal itu, bila dilihat lebih dalam suatu fenomena ini, merupakan dinamika dibawah tirani institusi religi.

Mengutip kalimat pendek dari seorang filsuf, Robert Klitguard, bahwa “budget is politic”. Dalam hal ini, inti dari obrolan diatas adalah bila suatu individu/kelompok menguasai anggaran, maka ia akan menguasai sumber daya. Anggaran dapat menguasai seluruh sumber daya, dimana keadaannya menjadi vital karena beberapa alasan yang menjadikan dampak domino dari anggaran. Selain itu, anggaran dapat dijadikan sebuah alat untuk mendapatkan sebuah kekuasaan dalam pemerintahan. Kalimat ini, bila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi dalam sistem penganggaran di tempat sutong ngopi, bahwa suatu anggaran yang dikuasai oleh orang-orang yang berada dalam parlemen berarti ia telah menguasai seluruh orang-orang yang berada dalam sebuah negara tersebut, termasuk  bus... Wkwkwk katakanlah 60 untuk mereka dan tidak ada paksaan untuk berangkat dari mana nanti mereka,,, artinya bahwa ada mahasiswa yang ikut dan yang tidak ikut dalam regulasi  peralihan, tidak ada yang salah dengan hal ini... Hanya saja sutong juga butuh jawaban bahwa. YANG TIDAK IKUT KIRA-KIRA 60nya  LARI KRMANA YA... ???

ˢᵁᵀᴼᴺᴳ :nama samaran

Tidak ada komentar:

sample terbang banjari.zip + yaa makkatal asyroofi cover banjari "ayo sholawat"

ya makkatal asyroofi by: mahasiswa uinsa-ma'had annur wonocolo 1. husni hamdani (gresik) 2. m. rizkillah (pacet, mojokerto) 2...